JEJAKPAPUA.COM,MANOKWARI – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan publik setelah 12 siswa dari SD Inpres 45 Arowi mengalami keracunan makanan.
Kejadian ini langsung mendapat perhatian dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi (DPRP) Papua Barat,Aloysius Paulus Siep.
Yang mana mengkritik secara langsung kurangnya pengawasan terhadap program tersebut.
Menurut Aloysius, insiden ini sudah menjadi perhatian sejak awal, bahkan sudah sempat diusulkan untuk mengadakan rapat guna membahas masalah pengawasan dalam program MBG.
Namun, ia menegaskan bahwa usulan tersebut belum mendapatkan tanggapan yang cukup serius dari pihak terkait.
“Papua ini sangat rawan sekali. Jika ada makanan yang menyebabkan siswa mengalami gejala kesakitan, bisa memicu keributan. Kejadian ini sangat disayangkan,” kata Aloysius Siep.
Aloysius menekankan bahwa program MBG harus diawasi dengan ketat dari hulu hingga hilir. Menurutnya apa bila pengawasan yang tidak maksimal, dapat berisiko menimbulkan kerugian atau bahkan korban jiwa di kalangan siswa.
“Pembagian makanan bergizi gratis ini harus diawasi dengan lebih ketat. Bukan hanya dari segi distribusi, tetapi juga dari kualitas bahan makanan yang digunakan. Ini bukan kejadian pertama di Indonesia, beberapa daerah sebelumnya juga mengalami masalah yang sama,” tambahnya.
Aloysius meminta agar pihak terkait segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program MBG ini agar tidak ada korban lain yang jatuh akibat kelalaian dalam pengawasan.
Ia juga mengusulkan untuk segera memperketat prosedur distribusi dan pengolahan makanan agar kejadian serupa tidak terulang. (JP13)